23.3.15

Munafik Menurut Al-Quran dan As-Sunnah [Dr. Muhammad Musa Nasr]


sumber

Munafik berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu an-nifaq yang berarti lubang. Pengertian ini terkait dengan perilaku tikus atau biawak yang suka menggali-tutup lubang di tanah, ibarat karakter orang munafik yang memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan yang disembunyikan di hatinya. Kata ini secara istilah baru muncul setelah tegaknya daulat Islam, ditunjukkan dengan ayat-ayat Madaniyah yang mengungkap keburukan orang munafik. Sewaktu di Mekah—pada awal kemunculan Islam—jangankan munafik, mengaku Islam saja dapat membuat seseorang disiksa mati-matian.

Nifaq terbagi menjadi nifaq kufur, yaitu apabila terjadi dalam akidah (keimanan), dan nifaq amal, yang meliputi pelaksanaan amal perbuatan maupun meninggalkannya. Bagaimanapun, nifaq merupakan bentuk kekufuran yang paling besar sehingga Allah Swt mengancam kaum munafik akan ditempatkan di neraka paling bawah (QS An-Nisaa’: 145).

Menurut Ibnu Qayyim Rahimullah, nifaq tumbuh dari kedustaan dan ria, adapun keluarnya berupa lemahnya ilmu serta tekad dan cita-cita.

Sifat orang munafik, di antaranya: Berbuat kerusakan di muka bumi (QS Al-Baqarah: 12); Membuat was-was (bimbang) dan selalu manis dalam bertutur kata (QS Al-An’am: 112); Menipu dan mengecoh (QS Al-Baqarah: 9); Mengejek dan tidak punya pendirian (QS Al-Baqarah: 14); Malas, ria dalam beribadah, serta lalai berzikir kepada Allah menunjukkan lemahnya tekad dan cita-cita (QS An-Nisaa’: 142); Tidak mensyukuri karunia panca indera (QS Al-Baqarah: 88); Selalu mengawasi dan mengintai orang-orang beriman dan bersekongkol untuk menghantam mereka setiap kali ada kesempatan (QS An-Nisaa’: 141); Menghalangi dan menyimpang dari hukum Allah dan Rasul-Nya dan tidak mau tunduk kepada syariat Islam (QS An-Nisaa’: 61); Membenarkan perbuatannya yang keji—ketika terungkap—dengan sumpah palsu, serta menyembunyikan niat buruknya dengan sumpahnya itu sebagai tameng (QS An-Nisaa’: 62, QS Al-Mujadilah: 16); Memperhatikan penampilan luar dan mengabaikan isi, serta memperindah kata-kata namun tidak membaguskan amal (QS Al-Munafiquun: 4); Gembira dan senang ketika orang-orang mukmin tertimpa musibah dan sedih ketika orang-orang mukmin mendapatkan kemenangan atau kebaikan (QS At-Taubah: 50); Demikian seterusnya sehingga sepatutnya kita memohon perlindungan Allah Swt dari sifat nifaq. Naudzubillahimindzalik.