8.2.15

Dosa-dosa Besar dan Ayat-ayat Allah yang Sudah Dilupakan Umat Islam [Hasnul Achmad]


Ketika berhadapan dengan frasa “dosa besar”, kita mungkin membayangkan perbuatan seperti membunuh, berzina, menyekutukan Allah, dan seterusnya. Buku ini terlalu tipis (cuma 16 halaman!—seukuran buku tulis—) untuk membahas semua hal itu, sehingga menjuruskan “dosa besar” pada satu persoalan saja, yaitu: Ingkarnya muslimat yang tidak berpenampilan sesuai syariat. Dalilnya jelas, yaitu Q. S. An-Nur: 31 dan Q. S.  Al-Ahzab: 59. Bukan saja para perempuan yang membiarkan rambutnya terbuka atau mengenakan rok pendek yang dianggap munafik, segala ibadahnya sia-sia, dan akan dibakar api neraka jahanam, tapi juga para lelaki—ulama, guru, suami, bapak, bahkan sekalian peserta salat Id dan salat tarawih (betul! lihat halaman 12)—yang membiarkan itu terjadi. Adat tidak luput menjadi sasaran karena dalam pernikahan mempelai wanita didandani dengan rambut (dan mungkin juga pakaian?) terbuka. Meski sejujurnya aku merasa agak aneh dengan pernyataan ini—dari halaman 11: “Dengan penampilan pengantin wanita seperti ini, boleh dikatakan tidak ada pengantin wanita yang mandi junub selama bulan madunya; karena dia malu keluar dengan rambut yang basah. Jika pengantin wanita itu berkerudung kepala; dia bisa mandi junub; karena rambutnya yang basah tidak kelihatan oleh umum.” Bukannya perempuan justru enggan mengenakan jilbab saat rambutnya masih basah? Sepanjang pembacaan yang memakan waktu tidak sampai satu jam aku bertanya-tanya: Bagaimana reaksi para perempuan tidak berjlbab itu kalau disodori buku ini? Ngeri? Marah? Selain itu, menilik titimangsa pada pengantarnya, buku ini diterbitkan pada orde ketika perempuan Indonesia belum dapat mengenakan jilbab secara leluasa. Seperti ada dua paham keras yang bertentangan satu sama lain: antara kecaman dalam buku ini dan kebijakan pemerintah pada masa itu. Aku juga tidak bertanya pada yang punya—yang kebetulan memang perempuan dan aku yakin pada masa itu pun belum berbusana muslimat—caranya memperoleh buku ini: Apa dia sengaja membelinya atau mengambilnya secara cuma-cuma di masjid? Menurutku judul buku ini terlalu umum dan mengecoh karena persoalan yang disampaikan amat spesifik (dan sensitif?), bahkan mengesankan bahwa perempuan itu (khususnya yang tidak berjilbab yang jumlahnya di dunia tentu jauh lebih banyak ketimbang yang berjilbab) merupakan sumber prahara dan dapat menjerumuskan seluruh umat manusia ke dalam neraka jahanam. Seakan menegaskan lirik salah satu lagu The Changcutters: Wanita, racun dunia! Naudzubillahimindzalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar